Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bau atau Wangi ???

Indera penciuman kita seringkali meningkahi kita pada memori-memori yang tersimpan di laci hati. Hidung dengan sejumlah syaraf di dalamnya, menegaskan sebuah perulangan dari beberapa keadaan terdahulu. Bulu halus yang bersarang di dalamnya itu, menangkap aroma tertentu yang ternyata ia adalah sebuah de javu.

Dari badan kita, yang murni itu pada dasarnya mengengeluarkan feromon yang bagi sebagian ini menarik lawan jenis. Sama halnya hewan. Barangkali, ini memang telah diskenariokan ketika minyak wangi belum ditemukan pada abad-abad ketika manusia masih berburu dan tinggal di gua-gua.

Ketika manusia mengenal minyak wangi, cara konvensional dengan memajukan hidung tak lagi dilakukan. Cukup dengan berjarak saja. Maka bau kesturi atau kemenyan itu akan dengan sendirinya terbaui. Cukup lama kemudian manusia menciptakan kemasan untuk pewangi.

Kebudayaan kadang tak statis. Sebagai olah manusia, ia seiring dengan kemajuan. Meski untuk beberapa tempat, ini Cuma sebatas teori saja. Buktinya di Irian jaya atau di Afrika, pada suku pedalaman. Disangsikan mereka memakai khusus pewangi.

Berbicara minyak wangi ini kadang memberi kita sebuah penanda. Selain gambar, saya fikir bau cukup berperan dalam menyampaikan pesan. Istilahnya non verbal. Seperti tersebut diatas, wangi memberi kita semacam tanda ada sesuatu mengenai wangi ini. Wangi adalah penyebutan positif dari proses bau atau membaui

Dan pertanyaannya, pernahkah kita merasa teringat pada sebuah peristiwa atau seseorang ketika membaui wangi dari tubuh seseorang. Ini lah yang lalu wangi menjadi pengungkit akan sebuah masa lalu. Membuat kita jadi teringat-ingat kembali.

Lantas inilah yang kemudian menjadi soal dari membaui ini. Sebab, masa yang terungkit itu bisa jadi sebuah mimpi buruk. Kenangan pahit yang sempat kita rasakan dan ingin kita hapus dari benak. Jika itu adalah sebuah kenangan bahagia, tak menjadi masalah.
Karena otak kita tidak serendah otak computer maka, otak kita tidak menganut prinsip hapus atau tulis ulang. Program ketikan yang salah bisa kita hapus dan hilang tak berbekas di computer pribadi. Sesimple itu kerja perangkat computer yang bekerja atas kuasa sang pemakai.

Sayangnya ini tak berlaku untuk otak manusia yang tersusun atas milyaran sel ini. Cara kerja maha canggih ini membuat manusia tidak serta merta bisa menghapus memori. Manusia cuma bisa menunggu dan menunggu ketika kenangan itu secara otomatis terhapus dalam memori otak. Ini pun jika seseorang menginjak sepuh. Otaknya telah mengalami aus yang sangat. Atau jika ia terjatuh dari ketinggian, atau sebab khusus lain yang membuat otaknya kehilangan daya ingat. Ini biasa disebut amnesia.

Kata “daya ingat” ini lah merupakan program maha canggih yang tak bisa kita temukan di perangkat supercanggih di jagad ini. Luar biasa.

Begitulah ketika saya suatu ketika berpapasan dengan seseorang dengan parfum tertentu. Dan ini ibarat Russian rollet, jika beruntung kita akan menjadi teringat pada sebuah sosok yang pernah membahagiakan kita. Namun jika sedang tak mujur, kita akan teringat-ingat pada sosok yang pernah membuat kita sakit hati.

Namun bagi saya, yang paling tak mengenakkan adalah, ketika menjadi teringat pada sosok yang membuat rasa sesal. Sebuah perasaan yang jelas sangat tak mengenakkan, jauh dari sakit hati, namun rasa sesal. Merasa bersalah yang kadang tak bisa kita tebus untuk waktu yang lama.

Atau wangi kadang tak berarti apapun,ia pengharum disebuah suasana yang sumpek. Ia menceriakan hari yang gerah. Semoga cukup seperti itu saja tak lebih.***

Posting Komentar untuk "Bau atau Wangi ???"