A Morning at Parit 3
antara Kabut |
Parittiga semacam melting pot area. Tempat dimana segala
suku dan agama berbaur. Ada Melayu, Tiong Hoa , Jawa, Madura, Bugis. Mereka menciptakan
kecamatan yang unik. Pembangunan dan proses sosial masyarakatnya pada akhirnya
tersambung pada tambang Timah. Sebuah cerita yang tersambung ratusan tahun
lalu.
Timah membuat mereka datang
dan menyatu. Rekam jejaknya masih bisa kita temui bahkan di sudut-sudut jalan
kota Mini ini. Ada bangunan pasar khas Tiong Hoa. Sebuah bangunan berdinding
kayu, di paku tegak lurus (ciri khas rumah China).
Profesi dan Kehidupan |
Ada perumahan karyawan
PT. Timah. Yang sebagian masih menyimpan cerita lama. Sebuah cerita puluhan
tahun lalu tentang kejayaan. Rumah beton tebal dan berlumut.
Sebuah proses yang
seakan tak berakhir seiring derap perkembangan zaman.
Parittiga adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia.
Parittiga dimekarkan dari Kecamatan Jebus pada tahun 2011. Ada sepuluh desa tercakup di dalamnya
antara lain Air Gantang, Bakit, Cupat, Kapit, Kelabat, Puput, Sekar Biru, Semulut, Telak dan Teluk Limau.
Masyarakat disini kebanyakan adalah nelayan,
pedagang, petani sebagian kecil PNS dan terbesar bisa diduga adalah pekerja
Tambang Inkonvensional. Ada berbagai macam suku dan bahasa. Parit 3 berkembang
menjadi mini metropolitan. Untuk kelas kecamatan, Parit 3 termasuk ranking dua
terbesar dan paling ramai setelah Mentok. Pasarnya lebih ramai dibanding Jebus.
Pantai Siangau di dusun Pala cantik dan menjadi
lokasi kunjungan yang ramai. Ikan lautnya segar dan nyaman dibakar. Keasriannya
masih terjaga. Meski di beberapa laut seperti Penganak, laut nya tak bisa
dinikmati sebab kapal isap seolah menyemut. (aksansanjaya)
Rumah TImah dan Pasar Jadul |
1 komentar untuk "A Morning at Parit 3 "
ape kabar ?
didi aka. dukonbesar aka. Bang-Is