Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Uda, sebuah Nama untuk Pengelana

HUT Kota Sungailiat, adalah momen yang tak luput dari Uda-uda. Sebuah nama untuk penjual di pasar malam. Mereka adalah fighter. Direct Selling penuh strategi harga. Namun mereka adalah pribadi yang bersahabat dan renyah.





Kamis malam ini (21/4), jelang pembukaan pasar malam atau masyarakat sebut Bazaar. Pada Sabtu, malam minggu nanti, mereka telah siap dengan produk-produk unggulan. Antara lain Baju tidur, celana, hot pants, batik, underware beragam warna, mainan sayang anak



Saya menemukannya, sedang khusuk...memungut gelang, cincin, dan aksesoris warna warni itu, mengaitkannnya pada gantungan. Diam tak banyak kata. seolah ia menikmati pekerjaan itu.


Add caption


Ada sekitar 70 kapling untuk mereka berjualan. Dari tempat ini lah mereka laksana pengembara pada era Gypsi. Menyebar namun bergerombol. Dan tahun ini adalah kelompok besar. Saya berharap harga timah tetap stabil. Sebab dengan harga seratus lebih ke atas. Impian mereka pada malam-malam dingin di lapangan ini akan terwujud.



Fotografi memang bercabang. Adalah lumrah mengingat objek bidikan memang bermacam-macam. Dari mulai manusia, kontur alam, gedung, makhluk kecil, hewan hingga yang tak nampak. Yang terakhir ini berhubungan dengan konsep foto yang lebih mementingkan pesan bukan tampilan gambar saja.

Dari sekian bidang foto, dikenal fotografi jurnalistik, sebuah cabang fotografi yang bersinergi dalam proses jurnalistik. Ada pesan komunikasi. Rangkaian arus pesan berunsur 5W+1 H sengaja dikemonikasikan lewat tampilan foto-foto saja. Ada pula yang disandingkan dengan caption. Ada pula Cuma foto saja. Kita mengenal tiga macam foto jurnalistik, ada foto berita, foto ilustrasi dan foto feature.

Nah, yang terakhir ini yang saya pikir selaras dengan konsep foto story. Ada cerita dalam foto tersebut. Atau menurut Feri Latif, ia berupa foto tentang seseorang yang punya keahlian tertentu. atau seseorang atau orang-orang dengan kejadian tertentu. kalau saya boleh tambahkan.

Foto story lanjutnya ada foto sebagai pembuka cerita, ada foto portrait, foto dia dengna lingkungannya, dan foto penutup. Teori ini bisa dilihat di web blog om fery latif ini.

Saya tertarik pada jenis foto ini, sebagai awalnya saya mencoba mengcapture portrait penjual pasar malam (bazaar) yang minggu lalu berdagang di seputaran taman hiburan rakyat, dimana studio DD FM berlokasi. Dan diatas adalah contoh liputannya. (aksansanjaya)


7 komentar untuk "Uda, sebuah Nama untuk Pengelana"

Afif Amrullah 9 Mei 2011 pukul 22.13 Hapus Komentar
jepretannya keren banget, Kang!
W i e d e s i g n a r c h 10 Mei 2011 pukul 09.19 Hapus Komentar
jepretannya memang dahsyat ddengan kronologis penceritaan yang seru... ^-^

andai bisa lihat langsung.... ^_^
hehehehehe....
kapan yah bisa ke sana ^_^
Bangngangan 20 Mei 2011 pukul 00.35 Hapus Komentar
Abang kami yang satu ini memang pakarnya jeprat-jepret.
Beberapa hasil jepretannya bahkan menimbulkan kerinduan tersendiri dilubuk hati ini untuk segera menyambangi kampung halaman.
Info Lomba 20 Mei 2011 pukul 00.36 Hapus Komentar
Kapan ya..bisa melihat langsung...
bloggerbangka 21 Mei 2011 pukul 22.36 Hapus Komentar
trims bung Afif,
bloggerbangka 21 Mei 2011 pukul 22.38 Hapus Komentar
wied, jepretan kamu bagus2, kapan2 maen ke bangka, kita hunting bareng..:-D
bloggerbangka 21 Mei 2011 pukul 22.41 Hapus Komentar
AAn, jen cem tu la...malu ah...masih belajar gitu lo....yoo, kapan pulkam e???