Strobis; Sebuah Style Foto
Sering melihat foto-foto hasil dari strobis, bikin saya tertarik juga. Foto-foto yang dihasilkan dari permainan tata lampu ini memunculkan efek dimensional yang unik. Ada unsur gelap dan terang, sebuah konsep kontras coba di tunjukkan dari style jenis ini.
Sebenarnya tak ada beda dengan pemotretan lainnya. Sebab penggunaan flash pada prinsipnya bisa kapan saja. Karena kondisi pemotretan kadang kurang cahaya. Selain itu, ia bisa juga dimanfaatkan dalam pemotretan studio. Garis besarnya penggunaan lampu tambahan, flash atau lampu studio bisa dalam jenis pemotretan apa pun.
Namun boleh dikata, strobis ibarat pemotretan studio yang bukan di studio itu sendiri. Dalam artian, ia style yang diluar studio, out of studio. Pelepasan flash dari gear serta penempatannya pada tripod atau tiang lampu merupakan ciri khas dari style fotografi ini. Penggunaan lebih dari satu lampu guna penciptaan efek dimensional jelas penuh tantangan.
Hal ini yang lalu bikin menarik. Lalu saya mencoba untuk mengaplikasikan style ini. Pemotretan saya lakukan malam hari tanpa lampu. Terletak di halaman parkir studio DD 98.8 FM, focus terbantu oleh lampu dari gear Nikon. Sedangkan flash, saya Cuma gunakan satu flash dengan tambahan reflector dari Styrofoam bekas.
Percobaan pertama menggunakan lampu flash untuk backlight, Aya sebagai talent, menghadap kamera dengan diterangi ambient light dari lampu teras. Namun hasil yang didapat gelap, wajah menjadi under. Padahal bukaan lensa telah disetting ke F 2,2. It fails tampaknya. Metering padahal saya coba ke wajah. Tetapi tetap kurang memuaskan.
Setelah beberapa jepretan, baru terfikirkan penggunaan reflektor. Yup, hal ini untuk mensiasati kekurangan lampu flash sebagai fill in obyek. Sehabis ubrak abrik gudang radio, ketemu deh. :-D. dibantu Pablo, teman penyiar yang lagi nunggu siaran. Ia memegang Styrofoam seukuran 1x1 meter. Dengan posisi, di depan obyek, diarahkan searah muka menghadap, dengan sudut 10 derajat kira-kira.
Hasilnya wajah terekspose dengan sempurna, pantulan cahaya dari sumber flash dibelakang sekaligus sebagai back light sangat lembut. Tidak terlalu over eksposure. Setting kamera, pada speed 1/125, sedangkan f pada 2,2, ISO pada 360. Saya rada khawatir dengan ISO dimaksud, namun dengan adanya ekposure yang pas, noise tidak muncul.
Aya berpose natural saja, dengan baju casual, untuk menciptakan kesan keras sekaligus anggun, sengaja saya menempatkan property Honda Beat. Warna hitam kontras dengan baju bewarna magenta dan merah. Itu pada pose yang pertama. Duduk diatas Beat dan berdiri di sampingnya.
Percobaan selanjutnya pose portrait. Kebetulan ada asap proses pembakaran di halaman. Saya berfikir pemanfaatan asap akan bikin menarik. Flash sebagai backlight tetap, berjarak sekitar tiga meter dari obyek. Reflector diarahkan ke wajah obyek, terletak di samping berjarak sekitar 30-50 cm dari wajah obyek. Hasilnya lumayan juga. Meskipun kali ini tidak tertolong oleh ambient light. Sebab lokasi benar-benar gelap. Focusing pun terbantu oleh lampu focus dari gear. Meski rada under, dan wajah terekspose sebagian, namun saya cukup puas. Paling tidak ada kesan dimensional dari hasil foto.
Lumayan saya fikir, untuk kategori pemula. Strobis bisa mencengangkan hasilnya. Dan penuh tantangan. Tidak mudah memanfaatkan lampu off shoe, guna penciptaan foto-foto yang amazing. Intinya tetap mencoba dan belajar lagi. (aksansanjaya)
4 komentar untuk "Strobis; Sebuah Style Foto"
heheee
Btw, siapa modelnya tu bang??