Foto Model di Bangka dengan Teknik Strobist
Kemalasan saya tampaknya sudah makin akut. Tak sadar sudah
hampir tiga bulan, blog ini nihil update sejak Oktober hingga Desember, luarr
biasaaaa. Tapi itulah bisa saja saya telah mencapai tahap jenuh dan kurang fokus
disibukkan oleh kegiatan diluar
nge-blog. Sehingga saya terkesan abai dan pecah konsentrasi.
That’s how the world works on us. We can be at the bottom of life or above the joy. Human are thing depended on the world reality, and no one can assure to be free from the words works. But, there is one thing I think the world could not interfere, Strobist is the thing that I can create as free as I want beyond the world law.
Yah, Strobist sebuah teknik pemotretan dalam dunia fotografi
bagi saya adalah sesuatu yang membebaskan. Singkatnya, strobist memungkinkan
saya menciptakan imaji saya tersendiri mengenai sebuah objek yang
divisualisasikan. Disitulah saya merasa ada kebebasan tersendiri lepas dari hukum
dunia (LOL).
Sebenarnya, saya tak terlalu dalam menggeluti teknik
pemotretan dengan penggunaan flash selain pemanfaatan ambiance light. Saya
lebih suka menambahkan eksen (rasa/warna/kontur) pada sebuah objek foto
sehingga tercipta foto yang lebih berkarakter dibanding dengan penggunaan
cahaya alami (matahari).
Pada konten blog kali ini saya bercerita mengenai pemotretan
model yang saya lakukan dengan teknik strobist pada satu lampu flash saja pada
akhir Desember 2016 lampau. Lokasi pemotretan dilakukan di Novilla, hotel
berbintang di kota Sungailiat kabupaten Bangka. Keseluruhan foto dilakukan di
luar gedung (outdoor) dengan cahaya alami yang tak terlalu keras. Waktu
pemotretan pada sore hari dengan kondisi langit mendung selepas hujan. Namun
tidak terlalu gelap, dalam artian aksen matahari masih bisa terlihat.
Gear yang digunakan adalah Nikon D7100 digandeng dengan
lensa Rokinon 85mm f 1,4 manual. Penggandengan ini pada dasarnya ideal untuk
pemotretan model yang dominan menggunakan bukaan besar sehingga efek bokeh
benar-benar maksimal. Selain tentu saja didukung dengan pemanfaatan focal length
yang memadai yakni 85mm (termasuk ukuran zoom).
Namun lensa yang manual menyebabkan kesulitan pada mencari
fokus object. Sehingga diperlukan ketelitian dan waktu menekan shutter yang
sedikit lama. Namun, hal ini tak benar-benar menyulitkan sebab pada pemotretan
model, penggunaan automatic focus tidak menjadi keharusan, dibanding pada
pemotretan sport atau objek bergerak lainnya. Pemotretan model kebanyakan
dilakukan pada objek yang statis. Untuk membantu proses mencari ketajaman
(fokus), maka saya menggunakan tripod. Adapun flash yang dipergunakan dalam
pemotretan model kali ini adalah flash murah meriah, Flash Triopo, saya lupa
tipe detailnya ☺.
Alhasil inilah foto-foto hasil jepretan pada tahun lalu (dua
minggu lalu), heee. Eh, saya perlu tambahkan bahwa semua foto dijepret dengan
teknik High Speed, dengan pemanfaatan sistem CLS pada kamera Nikon. Hal ini
bertujuan untuk mengkombinasikan efek bokeh yang netral, tanpa membuat
background over exposure. ***