Publikasi Wisata Bangka Belitung dengan Foto !
Sejak ditemukannya kamera, manusia dapat dengan
mudah mengabadikan beragam momen dalam hidupnya. Surat kabar pun tak lagi
menggunakan tukang gambar untuk memvisualisasikan sebuah berita. Sebelum tahun
1880, foto dalam surat kabar masih disketsa. Sebuah proses yang rumit sebelum
sampai ke pembaca.
Kini setiap orang dapat dengan mudah mempublikasikan
foto hasil jepretannya. Kecanggihan teknologi komunikasi terutama komputer dan
internet membuat dunia ini makin menyempit dan mendekatkan. Foto dalam sekian
detik dapat dilihat oleh semua orang. Sama seperti halnya setiap orang pun
dapat dengan mudah memberitahukan peristiwa lewat foto.
Jejaring sosial bisa menjadi media ampuh
menyampaikan foto sebagai pesan visual ini. Meski tak bisa dipungkiri media
online resmi (varian baru media cetak) telah terlebih dahulu memproklamirkan
diri sebagai pembawa pesan resmi. Toh, internet tak memandang modal dan izin
usaha, sebab ia menjadikan diri setiap orang semacam pejuang yang egaliter dan
jamak.
Ini berarti setiap orang saat ini bisa membawa pesan
apa saja. Foto sama halnya teks berupa huruf itu bebas disampaikan lewat
jejaring sosial maupun media sosial. Lewat Blog, pecinta foto dapat memposting
foto-foto dengan tema tertentu. Dan ini berpeluang besar dilihat oleh siapa
pun.
Sebuah era yang orang awam sering sebut sebagai Citizen
Journalism. Setiap warga Negara yang secara bebas dapat menjadi agen informasi
bagi orang lain.
Publikasi Babel
lewat Foto
Foto sama hanya dengan teks adalah medium komunikasi
juga. Ia tak serta merta tampilan statis visualisasi objek. Foto pada fungsi
akhirnya adalah pembawa pesan. Berpeluang menggugah rasa orang lain atau
menarik perasaan. Pada jaman perang, foto kerap digunakan sebagai alat
propaganda. Foto juga dapat merangsang calon pembeli yang berhasrat pada sebuah
baju. Foto dapat menarik simpati kita pada ketidakadilan dunia atau kerasnya
dunia.
Ditengah era yang bebas ini, foto dapat menjadi
pembawa pesan promosi atau informasi bahkan penggoda rasa.
Dan ini yang sebenarnya dapat menjadi nilai tambah
bagi fotografer di daerah terutama Bangka Belitung. Bukan semata fokus pada aspek
bisnis ketika orderan kawinan atau pra kawinan itu. Namun ada semacam tanggung
jawab plus ketika seseorang bekerja dalam dunia visual ini.
Tumbuhkanlah kesadaran moral, bahwa anda hidup
seyogyanya memberi arti. Ada rasa peduli dan simpati pada tanah yang diinjak
dimana terus digali dan dibongkar. Harus ada yang memberi tahu kepada dunia.
Menceritakan kepada orang ramai, bahwa Bangka Belitung masih ada surga
tersembunyi.
Kadangkala orang luar mesti diyakinkan dengan foto.
Tak cuma teks saja yang isinya memuji-muji keindahan alam. Menyebut keindahan,
tentu saja setiap pembaca ingin tahu seperti apa keindahan itu. Disinilah dunia
fotografi memainkan perannya.
Apa saja yang berkaitan dengan minat ramai orang
patut dipublikasikan. Jika anda punya naluri pencari informasi, saya yakin anda
akan senang jika foto-foto anda itu berhasil menambah wawasan orang banyak
perihal betapa indahnya kita punya provinsi. Betapa uniknya pantai yang putih
itu. Sungguh mengagumkan bebatuan berbagai rupa itu seolah timbul dari dasar
laut. Ia seperti hidup laksana nyiur dan cemara di pasir itu.
Itu baru pantainya, belum lagi budaya dan pola hidup
keseharian masyarakatnya. Ada banyak pesan sosial dan kultural yang bisa dibagi
kepada ramai orang. Tujuannya Eksistensi provinsi baru bukan saja untuk kawasan
nasional namun internasional.
Lalu bagaimana caranya agar foto itu bisa dilihat
orang banyak. Kalau menggunakan medium buku atau poster, tiada dapat dikira
berapa besaran duitnya. Cetak buku sepuluh ribu eksemplar tak cukup meraih
pembaca sebanyak mungkin. Tidak juga cukup memuat ratusan kekayaan alam dan
budaya Bangka Belitung yang ada.
Seperti disebutkan diatas, cara termudah dan hampir
gratis adalah melalui medium internet. Di medium itu anda tak perlu susah-susah
memikirkan proses membuat buku yang lama dan mahal. Cukup register pada situs Blog
tertentu lalu posting lah secara teratur. Atau bergabung dengan jejaring sosial
semacam Facebook, yang memungkinkan anda saling bertukar foto. Hemat dan
efisien.
Selain hemat dan efisien, pertimbangan lainnya
adalah medium internet adalah medium anak muda. Fakta bahwa ada sekitar puluhan
juta pengguna internet di dunia adalah anak muda memberi indikasi bahwa mereka
lah penikmat foto-foto anda nantinya. Golongan ini juga tipikal mobilitas
tinggi dan berpenghasilan. Singkatnya, lewat foto menjadi penarik mereka untuk
datang ke Serumpun Sebalai.
Saya pikir penghobi fotografi di Bangka Belitung
semakin besar. Ini hal yang masuk akal, sebab dunia fotografi sekarang tak
berkesan mahal seperti dulu. Dulu itu zaman analog dan tak sembarang orang
dapat memotret. Namun kini, teknologi digital merasuki kamera, dan orang tak
perlu lagi susah-susah memotret. Asal jepret, foto jadi bagus. Selain itu,
harganya pun terjangkau, untuk kelas pocket dan Digital Single Lens Reflect (DSLR) pemula harganya di kisaran tiga
kali Upah Minimum Regional (UMR) provinsi.
Memotret pun tak mesti punya DSLR, Handphone kini dilengkapi fasilitas camera built in yang mampu menangkap
gambar dengan begitu baiknya. Internet mempercepat orang lain menyebarkan foto,
ditunjang pula dengan teknologinya yang memudahkan orang lain mengambil foto. Klop sudah.
Pertanyaan kemudian adalah, memang masih ada kawasan
wisata yang indah terutama di Bangka ?. Gara-gara penambangan Timah kita tak
punya lagi pantai seindah dulu. Alhasil penghobi foto kesulitan menemukan obyek
alam yang pantas untuk ditampilkan.
Namun saya pikir tak elok pesimis, optimis sajalah !.
Memang benar alam kita hancur, tapi tak hancur-hancur amat toh. Buktinya sampai
sekarang, di jejaring sosial, anda masih bisa melihat foto-foto pantai Bangka
yang rupawan.
Optimis sajalah, anggap saja ini sebuah
“pertarungan” tersendiri. Impian punya pantai yang kembali indah bukan tak
mungkin. Ia akan mungkin kalau sekarang, semua pihak bukan cuma pemerintah
daerah saja yang memulai kerja bukan bicara. Yah kerja, tanpa saling menyalahkan.
Sekarang, mulailah memotret. Memotretlah yang bagus
bukan cuma cantik. Arbain Rambey bilang, cantik cuma bikin mata terasa senang
tapi tak sampai ke hati. Kalau bagus, ia akan sampai ke hati. Ini soal feeling
kata orang. Namun jangan terlalu terpengaruh pada bagus dan cantik, teruslah
memotret. Sebab keseringan memotret itulah nanti bikin foto bagus.
Terakhir, Teruslah memotret biar orang tahu
Bangka Belitung itu indah. Terus jangan lupa sebarkan ke semua orang di seluruh
dunia.(aksansanjaya)
2 komentar untuk "Publikasi Wisata Bangka Belitung dengan Foto !"