Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lima Alat Komunikasi paling Penting


Hidup itu bersosialisasi. Karena sebagai homo sapiens kita itu socius. Tak bisa hidup sendiri. Bayangkan bagaimana akhirnya Adam itu dilengkapi hidupnya dengan hadirnya Hawa. Ini alasan sederhana bahwa, dapat berhubungan dengan orang selain diri sendiri adalah sebuah kebutuhan. Sama dengan makan dan minum. 


Lewat asumsi itulah, kita perlu berkomunikasi. Komunikasi secara sederhana diartikan sebagai proses mengirimkan pesan kepada orang lain. Melalui komunikasi pula proses bersosialisasi bisa dilakukan. Melalui proses saling berkirim dan bertukar pesan/ informasi itu lahirlah kesepakatan, perubahan sikap dan nilai atau pertambahan ilmu pengetahuan. Hal- hal semacam inilah yang mendorong kemunculan peradaban baru. Kebudayaan kita memang dipengaruhi cara kita berkomunikasi.



Nah, dari proses komunikasi itu tentunya dibutuhkan medium/ alat untuk mengirimkan pesan. Sebab tidak selamanya komunikasi bersifat langsung dan person to person. Bagaimana dengan mereka atau seseorang yang jaraknya jauh, atau tersebar di beberapa wilayah yang tak mudah dijangkau dalam sehari atau dua hari. Atau karena kesibukan kita yang tidak memungkinkan untuk menyampaikan pesan secara langsung, face to face itu.



Perlengkapan yang bisa menghantarkan informasi ke mereka yang berbeda jarak dan waktu. Yang kita percaya bahwa alat ini akan menyampaikan apa adanya tanpa ditambah-tambah. Maka manusia seiring peradabannya, menciptakan serangkaian alat-alat yang masih kita gunakan hingga kini. Ada telepon, fax, televisi, radio, dan internet. Ini adalah alat-alat teknologi komunikasi yang berkembang seiring peradaban manusia.


Apa yang paling Penting?


Tempo hari, bahkan tahun kemarin, saya beberapa kali menugaskan mahasiswa saya, untuk menulis di blog. Tentang alat-alat teknologi komunikasi apa yang paling penting bagi mereka. Tugas ini sangat mudah. Ini tentang persepsi dan kecenderungan masing peribadi. Personal saja.


Saya pun seharusnya membuat tulisan yang sama, biar kawan-kawan mahasiswa jadi tahu saya juga bisa nulis..heee. Terlepas dari itu, ini adalah subyektifitas saya. Bukan jadi bahan referensi bagi klikers dan kopiers yang datang nanti berkunjung ke blog saya. 


Inilah alat komunikasi yang paling penting bagi saya. Saya akan menuliskannya dari paling rendah sampai paling tinggi.


Nomor 1 Handphone/ Cell phone


Alasan saya memilih handphone adalah karena unsur kedekatannya. Handphone adalah alat yang paling dekat dengan anda. Dekat dengan paha, telinga, jari, dan organ tubuh lainnya. Ia ada dimanapun kita berada, bahkan ketika di kamar mandi ia hadir menemani kita dalam ritual itu. Konon katanya jumlah pemilik akun bank kalah denganpemilik nomor ponsel di Negara yang bernama Indonesia. Dan pada tahun 2013 ini,jumlah pengguna ponsel dipastikan hampir 99,9 persen dari 260 juta penduduk Indonesia. 


Handpone hampir menjadi indera keenam dalam struktur organisasi keinderaan saya. Tak ada handphone rasanya seperti tertinggal jauh dari peradaban.

Nomor 2 Televisi



Saya memilih televise diurutan kedua, sebab ini berhubungan dengan pengalaman masa kecil. Betapa televisi adalah satu-satunya alat berteknologi yang memberi kebahagiaan lahir bathin. Masa indah kanak-kanak dilengkapi dengan tayangan filem kartun di sore hari itu, era 80-an, ada Elang Perak, ada Kura-kura Ninja, ada film tiap malam jumatan, Friday the Thirteen yang melegenda itu. 

Pokoknya televisi memang top, meski saat itu cuma TVRI yang punya siaran. Tapi kami nikmati saja. Dan saya masih menikmati televisi bahkan sekarang, sebelum tidur, I have to watch television first. 

Indonesia termasuk Negara kedua, dalam jumlah penonton televisi di Asia Pasifik, atau 93 persen, empat persen dibawah Korea Selatan sebagai pemuncak. Sukar untuk menolak keberadaan televisi dalam cara kita berkomunikasi.
  

Nomor 3 Internet


Ia adalah sebutan untuk teknologi yang satu ini, teknologi yang menhubungkan segenap umat manusia di seluruh dunia tanpa batas waktu, jarak, efektif dan efisien. Kontennya macam-macam, dari mulai tulisan, suara hingga video. Antara komunikator dan komunikan bahkan bisa saling berinteraksi secara langsung.
Kehadirannya dipicu perkembangan komputer dan satelit. Setiap komputer yang terhubung dengan jaringan internet akan dapat melakukan proses komunikasi yang mudah dan cepat. Bahkan lewat handphone pintar itu, siluman laptop itu, ipad, semua orang dapat mengakses internet. Menjelajahi rimba maya dari beragam situs atau blog di seluruh dunia.

Saya pun kerap memanfaatkan teknologi ini. Dikala senggang atau bekerja, computer yang terkoneksi internet sangat penting. Untuk berkirim surat, saling sapa, memperluas kolega, meningkatkan pengetahuan dan sebagainya.
 

Nomor 4 Surat Kabar



Media cetak ini lahir jauh sebelum televise, internet dan handphone. Ketika revolusi Perancis, mesin cetak telah menghadirkan cara pengawetan informasi. Ada rekaman informasi dari kejadian-kejadian yang terjadi. Dan surat kabar menjelma menjadi sebuah ritual harian seseorang. Kebutuhan informasi makin bermakna tatkala surat kabar hadir.


Saya merasakan hal yang sama. Apalagi kuliah di jurusan Jurnalistik. Membuat saya harus intim dengan harian ini. Saya merasa surat kabar dapat memberikan kedalaman informasi jika disbanding dengan televise. Ada framing kejadian yang khas ditawarkan oleh harian, lewat tulisan-tulisan yang efektif itu.

Lewat harian, saya mendapat pelengkap informasi selain news dari program berita ataupun internet. Atau romantisnya adalah, surat kabar memberi ikatan yang klasik bahwa informasi lewat medium kertas masih kita percayai sangat.

Meskipun tidak sembarang orang bisa kata ini benar. Sebab kenyataannya Hasil penelitian serikat perusahaan pers di sembilan kota besar di Indonesia menyebutkan pembaca korankini terus turun dari sebelumnya mencapai 25,1 persen kini tersisa 15 persen. Kemunduran ini salah satunya diakibatkan oleh kemunculan internet yang sukses tarik 19,4 persen. Begitu juga dengan majalah pada 2006 pembacanya masih mencapai 25 persen kini anjlok tinggal 8 persen, tabloid sebelumnya 17,1 persen 2010 tersisa Sembilan persen.



Nomor 5 Radio


Saya menaruhnya dalam lima besar, karena unsur melankolis dan nostalgia yang dibawa oleh perangkat ini. Saya menjadi ingat masa kecil. Ketika radio kecil milik bibi mulai mengudarakan berita RRI. Dan kami hampir tiap hari mendengar suara bass penyiar itu. Pada jam-jam sebelum acara televisi dimulai. Radio mendominasi cerita-cerita seru ayah dan ibu kita. Ia adalah perangkat yang mula dalam sejarah Negara kita. Jadi ingat cerita sejarah, dulu merebut stasiun radio sangat vital. Sebab ia menjadi alat propaganda.


Namun bagi saya, ada kenangan lain pula menyangkut radio. Hampir enam tahun, saya menjadi penyiar di stasiun radio lokal. Radio Dunia Dangdut 98,8 Fm Sungailiat. Ada kenangan yang begitu dekat dan melankolis bila berbicara radio. Dunia yang pernah dimasuki.

Radio pun punya pendengar tertentu, tak sembarang suka radio. Radio mampu memainkan alat dengar kita. Bagi penyuka radio, suara-suara itu bagai teman dan sahabat tersendiri dalam kesendirian atau kebersamaan.

Ada rasa yang bisa dimainkan oleh radio pada dasarnya. Dan itu cuma bisa dipenuhi oleh radio itu lah. Meskipun kita agak prihatin bahwa jumlah pendengar menurun. Data yang didapat pada 2012 jumlah pendengar sekitar 24 persen dari total penduduk begitu juga dengan kepemilikan radio yang sekitar 38,1 persen di tahun yang sama. 

Demikianlah lima alat teknologi komunikasi yang penting menurut saya. ini pendapat dan asumsi pribadi saja. pada saatnya nanti, bisa jadi ada perubahan-perubahan gaya hidup yang sekaligus merubah orientasi kepentingan. Namun, saat ini, lima diatas lah yang paling penting. (aksansanjaya)





3 komentar untuk "Lima Alat Komunikasi paling Penting "

Rizal 19 Juli 2013 pukul 10.00 Hapus Komentar
Dan hebatnya sekarang, ke-5 alat komunikasi itu sudah mampu dirangkum dalam satu alat komunikasi saja. Mau sms, telpon, baca surat kabar, dengar radio bahkan nonton tv, semua ada dalam genggaman :)

Sukses untuk bloger asal Negeri Serumpun sebalai :)
bloggerbangka 19 Agustus 2013 pukul 15.48 Hapus Komentar
haaaa...bener banget bro, but, kalau mau jujur, tetap saja satu alat gak akan bisa maksimal menampung beban medium komunikasi diatas, tetap akan kembali ke fungsi asal nya.

salam juga..
dari sungailiat bangka
Anonim 14 November 2022 pukul 14.19 Hapus Komentar
saya datang dari masa depan dan tv analog sudah tidak dapat diakses karna sudah beralih dengan tv digital