Berkelana ke Pulau Tige
Dulunya
daerah cukup terkenal sebagai tempat pelatihan karyawan PT.Timah. BIO Islands
Outdoors sesuai dengan namanya memang sangat cocok menggambarkan daerah yang
berpasir putih terlebih adanya tiga pulau kecil berjejer di depan pantainya.
Pemandangan itu dipercantik dengan khazanah bebatuan ragam bentuk. Terurai dan
berserakan begitu saja di pinggir pantai. Bebatuan itu memanjang hingga ketiga
pulau. Menciptakan semacam imaji tersendiri.
Pertengahan
tahun 90-an hingga 2000, kawasan yang terletak di desa Deniang ini semacam ekslusive run away. Menyimpan pesona dan
daya pikat yang tak diketahui ramai orang.
Kecuali penduduk lokal dan nelayan yang melabuhkan perahu mereka di
teluk kecil di areal tersebut. Bagi yang
pernah ikut dalam pelatihan di tempat tersebut, pasti bersepakat akan keindahan
tempat itu. Fasilitas nomor wahid dikarenakan pengelolaan berbasis manajemen
perusahaan terkemuka.
Kondisi
itu nyatanya tak lama, lepas akhir tahun 2000 an, kawasan itu ditutup dan
dilepas oleh PT. Timah selaku pengelola tempat. Tak jelas apa sebabnya. Namun
yang pasti, setelah itu BIO seolah kehilangan magnetnya sebagai kawasan
ekslusif.
Ia
terbengkalai dan mulai dimakan belukar dan ilalang. Hingga kini. Sejumlah bekas
bangunan seolah menunggu waktu roboh. Genteng pecah. Dinding kayu lapuk kadang
roboh. Bahkan ada bangunan ambruk. Semuanya dalam kondisi yang sama. Sama-sama
dimakan belukar yang mulai lebat.
Namun,
BIO pada dasarnya adalah alam yang indah itu. Jadi meskipun fasilitas itu
tampak sekarat dimakan waktu, namun pantainya tetap menyimpan keindahan tiada
tara. Ia seolah kembali ke asal. Kembali pada bentukan alamiah. Tak dibentuk
dan di-setting sedemikian rupa.
Pantai dan batu itu masih tetap seperti sedia kala. Tetap indah dan menawan.
Pemandangan
itu terasa lengkap dengan adanya tiga pulau kecil yang berada di mulut tanjung
ini. Penyebutan tanjung ini dikarenakan kontur pantai ini seolah menjorok ke
laut. Tepat di depan itulah tiga pulau berjejer. Yang ditengah lebih besar
dibanding lainnya. Kalau laut surut, pengunjung dapat berjalan menyeberangi ke
pulau dimaksud. Tidak dalam, sebatas lutut orang dewasa. Tiga batu ini lah yang
bikin unik pantai ini. Masyarakat kadang sebut kawasan ini pantai Tanjung Ular.
Pada
bagian lain pantai ada kawasan jangkar nelayan. Anda akan menemukan sejumlah
perahu nelayan “terparkir” di sebuah teluk kecil menunggu pasang tiba. Ada
sejumlah pantai kecil lain di kawasan ini. Namun yang paling indah tentu saja Tanjung
dengan Pulau Tige itu lah.
Belum
ada sentuhan dinas terkait bagaimana memanfaatkan kawasan ini menjadi lebih
diminati. Pedagang minuman dan makanan belum ada. Jadi untuk wisatawan
dianjurkan membawa nya sendiri. Diharapkan pada tahun mendatang kawasan ini
menjadi salah satu primadona wisata pantai di bumi Sepintu Sedulang, Kabupaten
Bangka. ***(aksansanjaya).
4 komentar untuk "Berkelana ke Pulau Tige"