Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dibuai Pertiwi

Pertiwi ibarat buaian diri
Dalam fajar memerah dan bakau berselimut embun
Sebuah pagi,  dimana sungai seperti kawan bermain
Biduk dikayuh seperaduan sungai
Tak jengah seolah hidup adalah aliran itu…
Keras namun lembut

Pertiwi ibarat Senyawa
Ketika senja menjelang…Asap tanah bakar bersenandung
Sebuah hari, perolehan diri dan pada tiap jengkal semai lada
Nafas tiada terkira..tiada jengah, namun bahagia dalam hati
Membawa bingkisan ke pondok, dan kami berebutan
Pada segalanya…

Ia, gurun sahara itu…megah, atau pada semi, anggun daun warna warni
Granit pada pantai..kokoh pada ombak, tiada tersungkur
Elang  terbang tinggi, membawa ikan pada anak yang lapar
Beringin, dahan yang kokoh itu…memberi teduh tiada terkira

Aku pasti merindui masa lalu, mengukur seberapa jauh jarak lapang
Tentang petak lada, tentang kelekak..durian,
Bicara tentang hidup sebenarnya, tak ada kata lelah

Aku pasti merindui masa lalu..tentang seseorang yang merangkul ku
Bicara tentang dongeng..dan memancing bersama.
Tentang memberi dan selalu memberi selamanya
Tidur di sela lengan pada sudut rumah papan

Seseorang yang riang dan hangat,
Senyum itu tak bisa ku lepas…hingga akhir hayat
Kasih sayang sepanjang zaman***

1 komentar untuk "Dibuai Pertiwi"

bisnis tiket pesawat 16 Februari 2012 pukul 10.50 Hapus Komentar
bagus banget nih,
gak rugi dah mampir baca